KENAPA KAB.TALAUD LAYAK MENDAPATKAN PROGRAM SKPT?
Kab. Talaud sudah memiliki fasilitas Bandara dengan frekwensi terbang sehari sekali(Wings Air) |
SKPT merupakan pusat bisnis kelautan dan perikanan terpadu dari hulu sampai hilir berbasis kawasan. Tujuan dari SKPT adalah membangun dan mengintegrasikan proses bisnis kelautan dan perikanan berbasis masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan di pulau-pulau kecil dan/atau kawasan perbatasan secara berkelanjutan.
Berdasarkan kriteria
SKPT, Talaud sudah memenuhi kriteria pemilihan
lokasi SKPT antara lain :
Merupakan
PPKT (pulau-pulau kecil terluar) atau Kabupaten atau Kota yang memiliki PPKT
dan/atau daerah perbatasan atau Kawasan Strategis Nasional;
Kabupaten
Kepulauan Talaud dengan posisinya berada diwilayah yang berbatasan langsung
dengan negara Filipina mempunyai peluang strategis dalam membangun hubungan
kerjasama pemasaran hasil industri pengolahan perikanan. Upaya menuju
terbangunnya hubungan kerjasama ini setidaknya membutuhkan keputusan untuk
menjamin hasil industri pengolahan perikanan Kepulauan Talaud itu sendiri,
dengan pertimbangan penting sebagai berikut:
Jarak antar
wilayah
Jarak Kabupaten
Kepulauan Talaud yang relatif dekat dengan Filipina Selatan, khususnya Region
XI (Davao Region) dengan pusat Davao City dan Region XII (SOCCSKSARGEN Region, singkatan dari South Cotabato, Cotabato, Sultan Kudarat, Sarangani and General Santos
City) dengan pusat General Santos
City, dibanding jarak Kabupaten Talaud menuju Manado-Bitung. Dengan
demikian, pada prinsipnya produksi ikan dari Kabupaten Kepulauan Talaud dapat
dipasarkan ke dua wilayah tersebut sebagai alternatif pemasaran selain ke Kota Manado dan Kota Bitung.
Sebagai contoh,
ikan tuna beku dan ikan tuna dalam kaleng dapat ditransportasi langsung dari
General Santos ke Yokohama yang berjarak 2.491 mil laut, sedangkan ikan tuna
beku dan ikan tuna dalam kaleng asal Kota Bitung harus ditransportasi melalui
Surabaya menuju Yokohama yang berjarak total 4.999 mil laut (Bitung – Surabaya
= 1.231 mil laut, Surabaya – Yokohama = 3.768 mil laut). Demikian juga transportasi ikan tuna segar dapat dilakukan
langsung dari General Santos City ke Tokyo dengan stop over relatif sebentar (30 – 60 menit) di Manila dengan jarak
tempuh 3.600 km, sedangkan transportasi ikan tuna segar asal Kota Bitung
umumnya dilakukan melalui Denpasar, Surabaya atau Jakarta dengan jarak tempuh
yang lebih panjang. Jarak tempuh Manado – Tokyo (langsung) adalah 4.086 km,
sedangkan jika melalui Denpasar berjarak 7.193 km, melalui Surabaya berjarak
7.227 km dan melalui Jakarta berjarak 7.993 km. Kondisi ini menyebabkan
eksportir ikan tuna di Kota Bitung kurang kompetitif dibandingkan dengan
eksportir tuna di General Santos City yang akhirnya berimbas pada rendahnya
harga beli ikan tuna oleh industri pengolahan ikan dari nelayan.
Mempunyai
komoditas unggulan sektor kelautan dan perikanan yang berpeluang untuk dikembangkan;
Memiliki potensi
ikan pelagis besar dan ikan
demersal dengan indeks pemanfaatan masing-masing 0,49 sedangkan produksinya
bisa mencapai 15.197 ton/tahun. Usaha perikanan di Kabupaten Kepulauan Talaud didominasi oleh usaha
perikanan tangkap, bila dibandingkan dengan usaha budidaya ikan dan pengolahan.
Komoditas unggulan perikanan tangkap di Kabupaten Kepulauan Talaud adalah ikan
pelagis besar yaitu Tuna, Tongkol, dan
Cakalang yang disingkat TTC dan pelagis
kecil (Layur, Tenggiri,
Layang, Ikan terbang, dsb). Komoditas ikan pelagis di Kabupaten Kepulauan
Talaud merupakan komoditas perikanan yang sebagian besar dipasarkan di pasar
domestik (Bitung, dan Manado). Pada saat musim puncak penangkapan ikan pelagis
kecil di Kabupaten Kepulauan Talaud, pasar lokal tidak mampu menyerap produksi hasil perikanan pelagis kecil.
Lokasi penangkapan ikan (fishing ground)
dari nelayan lokal Kepulauan Talaud masih di sekitar perairan Kepulauan Talaud, dimana
aktivitas penangkapan ikan bersifat oneday
fishing. Perikanan tangkap ikan demersal di Kabupaten Kepulauan Talaud
meliputi ikan kakap, ikan kerapu, ikan napoleon serta ikan kuwe. Hasil
komoditas perikanan demersal sebagian besar dipasarkan di pasar lokal, hal ini
dikarenakan kondisi budaya masyarakat Kabupaten Kepulauan Talaud yang cenderung
memilih ikan demersal/karang dari pada ikan pelagis. Nelayan di Kabupaten
Kepulauan Talaud mayoritas menggunakan alat tangkap handline, gill net, mini
purse seine, muroami dan rawai tuna yang tersebar di Kabupaten Kepulauan
Talaud.
Terdapat
ketergantungan masyarakat akan sumber daya kelautan dan perikanan sangat tinggi.
Jumlah masyarakat
nelayan di Kepulauan Talaud berdasarkan
data dari Dinas Perikanan setempat sebesar 7093 yang tersebar ke 19
Kecamatan. Jumlah penduduk berprofesi nelayan di Kabupaten Kepulauan Talaud dan
Kecamatan Salibabu relatif besar. Perahu/kapal perikanan laut yang digunakan
oleh nelayan di Kabupaten Kepulauan Salibabu didominasi oleh ukuran dibawah 5
GT, sehingga dalam melakukan operasi penangkapan ikan, nelayan di kabupaten ini
hanya melaut selama sehari (one day
fishing).
Adanya
dukungan dan komitmen pemerintah daerah;
Untuk mendorong
percepatan pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di
Kabupaten Kepulauan Talaud dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan,
pembudidaya, pengolah hasil perikanan dan untuk meningkatkan penyerapan tenaga
kerja serta meningkatkan devisa Negara, sesuai Instruksi Presiden Republik
Indonesia nomor 7 tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan
Nasional, maka dukungan dari berbagai stakeholder diperlukan. Pemerintah
Kabupaten Kepulauan Talaud mendukung dan berkomitmen terhadap pelaksanaan kegiatan PSKPT. Hal ini
terlihat dari surat dukungan dari Bupati Kabupaten Kepulauan Talaud untuk
mendukung percepatan SKPT Kabupaten kepulauan Talaud, dan adanya dukungan
pemerintah kabupaten kepulauan Talaud di lokus SKPT PPI Salibabu dan dukungan
kepada nelayan kabupaten kepulauan Talaud, diantaranya :
§
Jalan masuk ke Cold Storage sepanjang 236 M, sumber dana APBD tahun 2014
§
Dukungan kegiatan fisik untuk kelompok-kelompok
nelayan
Memiliki
SDM di bidang kelautan dan perikanan
Pada tahun 2015,
di Kabupaten Kepulauan Talaud terdapat 64.868 penduduk usia kerja (15 tahun ke
atas), dimana persentase angkatan kerja sebanyak 72,24 persen dan
bukan angkatan kerja sebanyak 27,76 persen terhadap penduduk
usia kerja (15 tahun ke atas). Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan
ekonomi.
Telah
tersedia sarana dan prasarana di bidang kelautan dan perikanan.
Infrastruktur
merupakan sarana dan prasarana penting yang mampu mendukung keberhasilan
pembangunan perekonomian suatu wilayah, infrastruktur penting yang ada di wilayah Kabupaten Kepulauan
Talaud, antara lain listrik, air bersih, jalan, sarana telekomunikasi,
bandar udara dan pelabuhan.
Komentar
Posting Komentar